Sebelum mendesain suatu aplikasi, kami perlu mengetahui kebutuhan pengguna secara luas. Riset pasar adalah cara kami memperoleh apa yang kami butuhkan.
Muhamad Faisal Fariduddin Attar Nasution
28 Juli 2021 • 5 mins reading
Coba tengok aplikasi di gadget Anda. Saya yakin, ada berbagai aplikasi dengan fungsi yang berbeda pula. Mulai dari aplikasi mobile banking, ride hailing, hingga media sosial. Anda memanfaatkan beragam fitur di dalamnya demi memenuhi kebutuhan Anda, entah itu bertransaksi secara cashless, memesan transportasi secara daring, atau berinteraksi dengan rekan-rekan Anda di media sosial.
Apa pun tujuan yang ingin dicapai, semua berkaitan dengan keseharian Anda. Maka, dapat disimpulkan bahwa aplikasi-aplikasi tersebut dirancang sedemikian rupa berdasarkan kebutuhan dan kondisi pengguna secara luas.
Oleh karena itu, tentu saja kami tidak boleh sembarangan dalam mengembangkan suatu aplikasi. Semua mesti diawali dengan apa yang benar-benar menjadi kebutuhan target pengguna. Karena jika tidak, aplikasi yang telah dirancang tidak akan menjadi solusi bagi siapa pun.
Di sinilah letak pentingnya market research atau riset pasar. Sebelum mendesain suatu aplikasi, Bank BRI selalu mengawalinya dengan riset pasar demi mengetahui kondisi riil di lapangan agar dapat menciptakan aplikasi yang sesuai dengan kondisi tersebut sekaligus menjawab kebutuhan pengguna.
Riset pasar adalah kegiatan perencanaan, pengumpulan, dan analisis target pasar dalam pengembangan suatu produk dengan calon pengguna potensial sebagai target data. Di Bank BRI, riset pasar menjadi elemen krusial dalam Business Requirement Specification.
Business Requirement Specification adalah dokumentasi perjalanan pelanggan (customer journey) secara deskriptif. Dalam dokumentasi tersebut, riset pasar berfungsi mengisi data terkait segmentasi pasar hingga behavior atau perilaku pasar. Hasil dari riset pasar adalah gambaran atas komposisi target pengguna berdasarkan aspek demografi seperti gender, kelompok usia, latar belakang pendidikan-sosial-ekonomi, dan berbagai aspek lainnya.
Semuanya kemudian terangkum dalam Business Requirement Specification dan menjadi acuan pengembangan aplikasi secara teknis. Oleh karena itu, tanpa adanya riset pasar, tim pengembang tidak akan dapat bekerja akibat ketiadaan basis data untuk mendesain aplikasi.
Meskipun disebut riset pasar, nyatanya fokus kegiatan ini terletak pada pengembangan produk atau aplikasi, bukan di pemasaran. Ini karena hasil riset pasar digunakan pada perancangan elemen usability (kegunaan) hingga desain UI/UX suatu aplikasi agar sesuai dengan kebutuhan target pengguna. Pada akhirnya, desain aplikasi yang relevan dan menarik akan menjadi marketing tool untuk memikat calon pengguna aplikasi.
Dalam penerapannya di Bank BRI khususnya di divisi Digital Banking Development & Operations (DDB), riset pasar selalu dimulai dengan menentukan pemosisian (positioning) perusahaan terhadap target pasar.
Dalam konteks ini, Bank BRI memposisikan diri sebagai salah satu bank BUMN terbesar dengan total aset bank terbesar dan market capitalization terbesar kedua di Tanah Air. Fakta ini membuat Bank BRI sudah memiliki reputasi brand yang positif.
Dengan memanfaatkan reputasi tersebut, selanjutnya Bank BRI menargetkan target pengguna yang sesuai dengan segmentasi brand. Di sini, kami melakukan cross-segment dengan memanfaatkan reputasi brand serta membangun persepsi positif bagi target pengguna.
Tentu saja kami memiliki pedoman khusus dalam melakukan riset pasar ini. Kami mengacu kepada rencana strategis Bank BRI yang tertuang dalam BRIVolution 2.0.
BRIVolution 2.0 menggambarkan program kerja tahunan setiap divisi di BRI secara kolektif hingga lima tahun ke depan dengan tiap-tiap langkah menuju satu tujuan utama: memposisikan Bank BRI sebagai bank terbaik di regional Asia Tenggara. Selanjutnya, berbagai program kerja di dalam BRIVolution 2.0 ditindaklanjuti melalui riset pasar.
Di divisi DDB, kami memiliki tim Digital Innovation Strategy yang terlibat dalam pembuatan kajian dan riset pasar terkait inisiatif ide dan inovasi yang diusulkan. Tim kemudian melalui tahapan-tahapan berikut dalam menjalankan riset pasar secara keseluruhan:
Akan tetapi, riset pasar tidak selalu diawali dengan ide baru untuk suatu aplikasi baru. Untuk aplikasi yang sudah launching di publik, kami pun terus melakukan evaluasi dan iterasi secara kontinu untuk mengidentifikasi kesesuaian antara aplikasi dengan pasar dari sisi pengguna. Contohnya adalah CERIA, mobile application milik Bank BRI dengan layanan pinjaman digital (digital lending) untuk pembiayaan transaksi melalui e-commerce atau online travel site.
Diawali sebagai ide inovasi, CERIA perlahan-lahan memperlihatkan wujudnya sebagai solusi atas kebutuhan nasabah BRI di online marketplace. Hingga saat ini, walaupun CERIA telah digunakan secara luas, evaluasi dan iterasi produk masih terus dilakukan sebagai upaya kami dalam mengembangkan produk untuk perbaikan serta ekspansi ke arah yang lebih potensial.
Dalam proses evaluasi dan iterasi tersebut, data internal menjadi tumpuan kami dalam meriset CERIA dan semua produk eksisting Bank BRI lainnya. Kami memanfaatkan metode Usability Testing (UT), Focus Group Discussion (FGD), serta memakai data sekunder untuk melakukan analisis pasar produk eksisting pada lanskap kompetitif.
Kami sadar bahwa kondisi pengguna produk Bank BRI terus berubah seiring dengan berjalannya dinamika pasar. Untuk itu, kami pun harus beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi agar semua produk Bank BRI tetap kompetitif.
Tak lengkap rasanya melakukan riset pasar tanpa menemukan tantangan dan kendala dalam setiap prosesnya. Bagi kami, tantangan riset pasar paling berat adalah ketika mengembangkan produk bersifat niche dan memiliki ketersediaan data yang terbatas, baik untuk data primer maupun sekunder.
Contohnya adalah ketika kami melakukan riset pasar mengenai Open API Bank di Indonesia untuk pengembangan produk BRIAPI. Hingga artikel ini dibuat, ketersediaan data terkait niche tersebut sangat terbatas mengingat pasar API Bank di Indonesia masih belum matang. Pada kondisi seperti ini, kami akan meminta bantuan pihak eksternal untuk melakukan riset lanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan Bank BRI.
Tantangan selanjutnya adalah kehadiran pandemi COVID-19. Dampak pandemi yang nampak jelas di masyarakat membuat kami mesti menyesuaikan riset pasar, baik dari sisi metode pengumpulan data hingga dan perumusan tujuan riset pasar. Dari sisi metodologi, saat ini semua upaya pengambilan data dilakukan secara virtual, mulai dari wawancara dan survey daring, FGD virtual, hingga melalui webinar.
Sementara dari sisi perumusan tujuan riset pasar, perubahan terhadap indikator makro-ekonomi Indonesia berimbas pada pencapaian periodik Bank BRI. Kami pun harus beradaptasi dan melakukan penyesuain secara responsif dan reaktif dalam perumusan riset pasar yang efektif dan berkelanjutan.
Tentunya, berbagai penyesuaian ini kami lakukan demi memaksimalkan tujuan riset pasar Bank BRI: mempertemukan masalah dengan solusi yang kami tawarkan dalam bentuk produk dan menyelaraskannya dengan visi Bank BRI sebagai salah satu bank BUMN terdepan dan terpercaya.
Muhamad Faisal Fariduddin Attar Nasution
Vice President
Head of Digital Banking Strategy, Design & Experience