Data streaming adalah proses transmisi data secara kontinu dari berbagai sumber data untuk menghasilkan insight secara real-time. Ketahui selengkapnya di sini.
Permata Vallentino Eko Joatiko
09 Maret 2022 • 5 mins reading
Saat ini, hyper-personalization menjadi salah satu kunci adopsi teknologi untuk layanan keuangan masa depan. Konsumen membutuhkan rekomendasi layanan yang sesuai dengan data real-time, dan perusahaan perlu menciptakan komunikasi yang kontekstual dan relevan dengan kebutuhan masing-masing nasabahnya.
Bahkan ke depannya, hyper-personalization diprediksi akan berperan penting dalam komunikasi antara perusahaan dan konsumen di kanal digital. Buktinya, hasil riset McKinsey melaporkan bahwa personalisasi produk akan menjadi fondasi strategi customer experience di tahun 2025.
Sayangnya, seringkali data tidak bisa langsung diperoleh begitu saja dari sumbernya. Butuh waktu hingga beberapa hari setelah data masuk ke sistem untuk bisa diolah dan dianalisis karena mempertimbangkan beban operasional pada sistem.
Tentunya, bisnis tidak bisa menunggu selama itu. Apalagi, era big data menuntut semua keputusan harus serba cepat dan relevan. Maka, peran data streaming sangat penting untuk membuat proses ekstraksi data menjadi lebih efisien. Apalagi, BRI menjadi pionir dalam implementasi teknologi data streaming di industri perbankan.
Data streaming adalah proses transmisi data secara terus menerus (continuous) dari berbagai sumber data untuk menghasilkan insight secara real-time. Aliran data tersebut dihasilkan oleh aktivitas data yang bersifat kontinu, seperti sign in pengguna baru ke aplikasi, aktivitas pengguna di aplikasi, hingga informasi yang diminta oleh pengguna di dalam aplikasi.
Berbagai aktivitas tersebut hanya akan berhenti apabila pengguna tidak lagi beraktivitas. Sehingga, selama masih ada aktivitas yang berkaitan dengan transmisi data, maka selama itu pula data akan terus mengalir. Inilah mengapa penerapan data streaming menjadi begitu penting.
Data streaming berfungsi untuk mendapatkan insight yang lebih cepat demi kebutuhan bisnis. Ini karena bisnis membutuhkan data untuk menentukan keputusan yang akan diambil selanjutnya.
Apalagi saat ini, setiap perusahaan membutuhkan insight berbasis data (data-driven insight). Karena data terus bergerak dan berubah setiap waktu, maka insight tersebut juga harus didapatkan dengan secepat mungkin. Sehingga, insight yang diolah selanjutnya tetap relevan dengan kondisi yang ada.
Apabila ada gap waktu antara aktivitas data yang bersifat kontinu dengan insight yang dihasilkan, maka akan muncul risiko keterlambatan terutama dari aspek time-to-market (waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai ke pasar). Maka dengan data streaming, pengembangan produk dapat menjadi lebih cepat yang tentunya akan mengarah pada kinerja produk yang lebih unggul.
Baca juga: Mengenal Data Scientist: Pengolah Data, Pengubah Dunia
BRI menerapkan data streaming untuk melakukan clustering atau pengelompokan data nasabah berdasarkan kesamaan ciri pada data real-time. Clustering data penting untuk pengelolaan data yang menjadi unfair advantage BRI. Sebagai institusi microfinance terbesar, BRI memiliki data lake yang luar biasa besar dari 140 juta lebih nasabahnya.
Oleh karenanya, BRI membutuhkan pengelolaan dan pengelompokkan data nasabah secara teratur sekaligus cepat, dan data streaming berperan penting di sini. Sebelum menerapkan data streaming, aktivitas clustering dilakukan dengan mengumpulkan data historis nasabah.
Tim akan melakukan clustering data dari data historis tersebut. Kemudian, data cluster akan di-refresh pada jam-jam tertentu agar insight yang dihasilkan tetap relevan. Dengan menerapkan data streaming, maka proses refresh tersebut tidak lagi dibutuhkan.
Ini karena data streaming membuat clustering berjalan secara otomatis selama data terus mengalir. Real-time clustering ini dapat membantu BRI dalam melakukan behavior scoring dan memberikan rekomendasi produk kepada nasabah.
BRI menerapkan solusi data streaming melalui pemanfaatan Change Data Capture (CDC), sebuah teknologi streaming replikasi data yang bersifat real-time. Dengan teknologi CDC, kami dapat mereplikasi data log nasabah dalam core banking secara real-time untuk diterapkan di environment yang lain.
Ini karena dalam sistem perbankan, core banking adalah jantung dari sebuah bank. Sehingga, mengambil data dari core banking di waktu yang tidak tepat dapat mengganggu operasional core banking yang berujung pada terganggunya layanan perbankan secara keseluruhan.
Apalagi, selama nasabah masih memakai rekening, maka selama itu pula data log nasabah dalam core banking terus bertambah. Sehingga, tim harus menunggu hingga beberapa hari berikutnya sampai data tersebut siap untuk diambil.
Dengan data streaming, kami dapat mengambil data nasabah dari core banking dan mengolah insight secara real-time tanpa perlu khawatir mengganggu operasionalnya. Teknologi CDC juga membantu kami untuk melakukan listening data di tingkat log tanpa perlu mengintervensi aktivitas core banking.
Maka, dapat dikatakan bahwa data streaming menciptakan satu terobosan dalam proses transformasi digital BRI, terutama dari aspek ketersediaan data. Pengaksesan data yang lebih cepat sekaligus relevan membantu perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis baru dengan segera tanpa mengganggu aktivitas transaksi harian nasabah BRI.
Salah satu data nasabah yang berhasil direplikasi melalui teknologi streaming CDC adalah informasi saldo (balance inquiry). Sebelumnya, semua data informasi saldo disimpan di core banking.
Bahkan faktanya, lebih dari sebagian aktivitas yang terjadi di core banking adalah permintaan terkait informasi saldo. Ini artinya, resource core banking lebih banyak digunakan untuk melayani kegiatan non-finansial yang secara bisnis tidak menghasilkan pendapatan (fee-based).
Seiring dengan berkembangnya bisnis perbankan, tentunya volume transaksi core banking akan terus meningkat dan diharapkan selaras dengan pertumbuhan transaksi finansial yang menghasilkan laba. Maka, untuk memaksimalkan investasi core banking, kegiatan non-finansial diarahkan ke luar ekosistem core banking.
Salah satunya adalah use case pengecekan informasi saldo. Tim memanfaatkan platform CDC untuk menduplikasi data dari core banking keluar dari ekosistem tersebut. Sehingga, jalur untuk aktivitas transaksional di core banking akan lebih lancar dan tidak lagi dipenuhi pengecekan informasi saldo semata.
Salah satu faktor utama dalam data streaming adalah resiliensi streaming platform. Ini karena aliran data dalam data streaming tidak boleh terputus. Apabila terjadi, maka hal tersebut akan menyebabkan inkonsistensi pada aliran data. Data Center perusahaan yang down menjadi salah satu penyebab terganggunya aliran data.
Maka, untuk menjaga resiliensi terutama di tingkat Data Center, BRI mengimplementasikan strategi stretched cluster, yakni pembagian storage host dalam domain sites yang berbeda. Saat ini, BRI sedang membangun stretched cluster tersebut dengan menerapkan Data Center di lokasi yang berbeda (multisite).
BRI memiliki dua Data Center di mana keduanya aktif digunakan secara bersamaan. Maka, dapat dikatakan bahwa BRI memiliki satu stretched cluster yang terdiri dari dua Data Center. Pengembangan stretched cluster pada Data Center BRI ini mampu menjaga resiliensi streaming platform dalam mentransmisikan data secara kontinu sekaligus real-time.
Sebagai teknologi yang terhitung baru, penerapan data streaming di BRI memiliki tantangannya tersendiri. Ada pun tantangan-tantangan tersebut di antaranya sebagai berikut:
Teknologi data streaming dan CDC baru diimplementasikan di ranah core banking. Maka, untuk mengembangkan use case lain, kami perlu meyakinkan para stakeholder bahwa penggunaan teknologi ini mampu membuat pekerjaan menjadi lebih efisien serta menghasilkan output yang lebih baik. Kami perlu menyusun strategi yang tepat agar pengembangan use case tersebut dapat berhasil.
Untuk menerapkan teknologi data streaming, maka BRI perlu menemukan partner atau rekan yang tepat baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan use case terkait teknologi tersebut bersama-sama.
Dalam use case informasi saldo, tim berusaha menjaga kinerja core banking agar tetap optimal sembari memanfaatkan teknologi data streaming. Hal ini pun menjadi perhatian kami, bahwa sebuah teknologi baru harus bisa beradaptasi tanpa mengganggu operasional infrastruktur yang telah ada.
Sebuah teknologi baru tentunya membutuhkan infrastruktur pendukung. Ini pun menjadi tantangan bagi kami untuk menyediakan mulai dari storage, server, bandwidth, dan infrastruktur pendukung lainnya dalam pengembangan teknologi data streaming di BRI.
Baca juga: Peran Digital Maturity dalam Perkembangan Digital Banking di Indonesia
Sebagai perusahaan yang bergerak di industri perbankan, BRI terbukti menjadi pionir dalam implementasi teknologi data streaming di industri perbankan. Kami percaya bahwa seiring dengan era digital yang semakin berkembang, kebutuhan akan data real-time pasti menjadi salah satu senjata dalam memenangkan persaingan.
Maka, teknologi data streaming menjadi amunisi bagi BRI dalam proses pengambilan keputusan yang tidak hanya bermanfaat bagi operasional perbankan BRI saja, tetapi juga membantu menciptakan hyper-personalized banking product demi kebutuhan nasabah BRI.
Permata Vallentino Eko Joatiko
Assistant Manager
Enterprise Data Management Division