Karena fiturnya yang amat beragam, pengembang aplikasi super app harus bisa memberikan user experience yang baik untuk penggunanya. Metode design thinking adalah cara kami menghadirkan experience tersebut.
Achmad Kamal Chaneman
15 Desember 2020 • 2 mins reading
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, hampir setengah masyarakat Indonesia telah memiliki smartphone. Kemungkinan besar, Anda adalah salah satu diantaranya dan Anda sedang mengakses artikel ini melalui smartphone. Jika hal tersebut benar, coba lihat berapa jumlah aplikasi finansial yang ada di smartphone Anda, banyak bukan? Ada yang berfungsi untuk kebutuhan mobile banking, uang elektronik, ataupun kredit. Pernahkah Anda membayangkan jika seluruh kebutuhan finansial Anda bisa dilakukan dalam satu aplikasi? Inilah yang disebut dengan financial super app.
Menurut Mike Lazaridis, Founder dari BlackBerry, super app merupakan sebuah ekosistem tertutup dari banyak aplikasi yang digunakan orang setiap harinya karena menawarkan pengalaman yang terintegrasi dan efisien. Kelebihan dari sebuah super app adalah:
Untuk meningkatkan kenyamanan serta efektivitas bagi nasabah, BRI berencana untuk menghadirkan super app yang dapat memudahkan akses terhadap berbagai kebutuhan finansial tanpa perlu mengunduh banyak aplikasi. Untuk mewujudkannya, kami akan melakukan improvement pada aplikasi BRIMO hingga menjadi sebuah one stop financial solution yang menawarkan fitur mobile banking, uang elektronik, kredit, pembayaran tagihan, serta berbagai fitur-fitur finansial lainnya.
Walaupun super app dapat memudahkan user karena banyaknya fitur yang ditawarkan, seringkali sebuah super app malah memberikan user experience (UX) yang membingungkan penggunanya jika pengembang gagal menghadirkan UX yang baik. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kami membangun UX super app BRIMO dengan metode design thinking.
Design thinking adalah proses perumusan dan pemecahan masalah yang berfokus pada manusia sebagai seorang pengguna. Proses ini dilakukan tim desainer produk atau UX designer yang melibatkan proses pencarian masalah, menentukan apa yang dibutuhkan oleh seorang user, dan memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Metode design thinking ini terbagi menjadi lima tahap, yaitu empathize, define, ideate, prototype, dan test. Metode ini bukanlah proses yang linear, namun bisa disesuaikan dengan kebutuhan dari stakeholder.
Untuk mengembangkan produk dengan metode design thinking, langkah pertama yang harus dilakukan adalah empathize dengan melakukan sebuah riset untuk mencari permasalahan yang dihadapi oleh user. Kami akan melakukan interview dengan partisipan berjumlah tiga sampai lima orang, jumlah interviewee ini bisa bertambah jika jawaban yang kami dapatkan masih terlalu variatif, kami akan menambahkan jumlah interviewee hingga kami menemukan jawaban yang berulang dan memiliki pola, jawaban inilah yang akan kami jadikan dasar dari permasalahan.
Setelah melalui tahap riset, langkah kedua adalah define. Kami akan melakukan brainstorming dengan metode pertanyaan “How Might We”. Di tahap ini, kami melakukan reframing permasalahan yang kami temukan di tahap sebelumnya. Sebagai contoh, kami akan mendiskusikan “bagaimana cara agar user bisa membuka tabungan dengan mudah?”, atau “bagaimana cara agar user bisa melakukan transfer dengan lebih nyaman?”.
Setelah pertanyaan-pertanyaan “How Might We” selesai dirumuskan, tahap selanjutnya adalah ideate atau generate solution. Di tahap ini, kami akan melakukan brainstorming untuk mendapatkan solusi yang bisa ditawarkan kepada user, setiap individu dalam tim boleh mengemukakan ide dan pendapat sebanyak banyaknya karena kami meyakini tidak ada ide yang tidak berguna. Setelah ide terkumpul, kami akan melakukan voting untuk menentukan lima sampai sepuluh ide yang bisa masuk ke tahap selanjutnya, yaitu 2x2 Prioritization Matrix. Metrik ini akan membantu kami menentukan mana ide yang terbaik jika dilihat dari effort yang dikeluarkan dibandingkan dengan value yang ditawarkan kepada user. Kami akan memilih ide-ide terbaik yang kemudian akan memasuki tahap prototype untuk mewujudkan ide yang telah terpilih, serta tahap test untuk mendapatkan feedback dari user.
Kedepannya, BRI juga memiliki rencana untuk mengembangkan beberapa super app lainnya. Sehingga seluruh kebutuhan dari perusahaan BRI akan terkoneksi dalam beberapa super app yang dimiliki BRI. Diharapkan, kehadiran super app BRI ini bisa meningkatkan kenyamanan serta menghilangkan kesulitan user dalam memenuhi kebutuhannya.
Achmad Kamal Chaneman
Head of Digital Design and Experience